27 November 2009

Dawuh AL-HABIB SYEKH ASSEGGAF di " HARI RAYA IEDUL ADHA 1430 H":


" Subhanallooh wal hamdulillah walaa ilaaha illallooh walloohu Akbar",
Yaa Allah bimbinglah kami untk senantiasa mengikuti ajaran dan tauladan serta keimanan dari Nabi dan Rosul yang telah engkau utus untuk keselamatan umat di dunia ini.
MINAL AIEDIIN WAL FAIZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.
(H. Syekh dan keluarga).


Assalamu 'alaikum
Yaa Allah berilah kpd kami kebaikan kebaikan yang Kau limpahkan di hari ini,
dan jauhkan dari semua penyebab turunnya bencana dan musibah, jauhkan kami dari rasa kepenatan hati ini.
lapangkan hati ini hingga kami selalu merasa tenang dan nikmat dalam menjalani kehidupan ini dan Ridhoilah langkah langkah kami. hilangkan semua keragu-raguan kami, sembuhkan penyakit penyakit kami, Akhiri usia kami dengan khusnul khotimah, amin.

Ketakutan adalah awal dari kegagalan
Keputus asaan adalah awal dari kehancuran
Keragu raguan akan membuahkan ragu itu sendiri
Yakinlah kita dalam memutuskan sesuatu kebaikan jangan takut dan jangan ragu, ketidak berhasilan kita jangan membuat kita ber putus asa. karena kesempatan masih menghadang kita untuk menghampiri di waktu yg telah di tentukan oleh-Nya.
Selamat berjuang untuk ke depan yg lebih baik.
Wa 'alaikum salam.

24 November 2009

Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik)


Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf lahir di desa Besuki ( jawa timur ) sekitar tahun 1864 M. Sejak kecil telah menjadi yatim namun bakat kewaliaan dan kecintaan terhadap ilmu sudah nampak sejak umur 3 tahun. Hati beliau telah mendapat cahaya Ladunni dari alloh SWt ini terbukti ketika beliau masih berumur 3 tahun telah mampu mengingat berbagai peristiwa dan kejadian yang telah menimpa dirinya.

Usia 8 tahun tepatnya tahun 1856 M Habib Abubakar dikirim oleh ibunya ke tanah leluhurnya di Sewun tarim Yaman Selatan. Di sana beliau di asuh dan dididik oleh pamannya Habib Syech bin Umar assegaf seorang Tokoh Ulama termasyhur di kota Sewun. Kecerdasan dan kejernihan Hati yang di miliki habib Abubakar Assegaf mampu menguasai beberapa bidang ilmu walaupun usianya masih relatif muda. Pamannya tak segan-segan mengajak keponakannya untuk menghadiri majlis majlis ilmu di kota Sewun dan menanamkan rasa kecintaan terhadap Alloh SWT dengan mengajari prilaku prilaku shalafus Sholeh seperti Sholat Tahajut dan puasa puasa sunnah.
Di sewun habib Abubakar assegaf belajar juga kepada Habib Ali bin Muhammad Al habsyi ( pengarang Simtut Durror) dan menjadi murid kesayangannya. Pertama kali melihat Habib Abubakar assegaf , Habib Ali bin Muhammad al habsyi telah melihat tanda-tanda kewaliaan dan kelak akan menjadi ulama yang memiliki kedudukan dan derajat yang Mulia. Beliau juga belajar kepada al Habib Muhammad bin Ali Assegaf, al Habib Idrus bin Umar al-Habsyi, al Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas, al Habib Abdurrahman al-Masyhur, juga putera beliau al Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur, dan juga al Habib Syekh bin Idrus al-Idrus dan masih banyak lagi guru beliau yang lainnya.
Tahun 1881 M habib Abubakar Assegaf kembali ke Tanah air dan Mulai melakukan ritual dakwahnya. Walaupun beliau memiliki Ilmu yang cukup mumpuni namun kerendahan hati untuk menghargai para ulama-ulama Sepuh di tanah air beliau tak segan segan untuk belajar dan minta ijazah serta barokah dari para ulama-ulama sepuh seperti Habib Abdullah bin Muhsin al-Atthas, al Habib Abdullah bin Ali al-Haddad, al Habib Ahmad bin Abdullah al-Atthas, al Habib Abubakar bin Umar bin Yahya, al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi,al Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdlar, dan lain sebagainya.
Selama beberapa tahun berdakwah datanglah kegundahan hatinya , kerinduan terhadap Alloh dan Rosulnya hingga akhirnya beliau mengasingkan diri dari hirup pikuk dunia dan selama itu pula di habiskan waktunya untuk beribadah mutlak kepada Alloh , hampir 15 tahun lamanya habib Abu bakar Assegaf mengasingkan diri dari dunia ( berkhalwat) hingga akhirnya Gurunya habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi menemuinya dan mengajaknya untuk berhenti berkhalwat dan kembali untuk berdakwah. Demi menghargai sang guru akhirnya Habib Abubakar Assegaf kembali melanjutkan dakwahnya . Dengan di rangkul dan di gandeng oleh gurunya habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi , habib Abubakar Assegaf di kenalkan kepada para Jama’ah dam murid muridnya “Ini al Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf termasuk mutiara berharga dari simpanan keluarga Ba ‘Alawi, kami membukanya agar bisa menularkan manfaat bagi seluruh manusia”. Habib Abubakar assegaf membuka Majlis Ta’lim di rumahnya. Kedalaman dan kejernihan hati yang dimilikinya telah melahirkan banyak murid murid yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat. Beliau selalu mendoakan murid-muridnya tat kala beliau menunaikan sholat malam . habib Abubakar di samping sebagai ahli ilmi juga sebagai ahli berkah yang dapat memberikan keberkahan kepada siapapun yang datang kepadanya. Beliau menjadi rujukan dan referensi ilmu di tanah air. Tahun 1955 dalam usia 91 tahun habib Abubakar bin Muhammad assegaf wafat dan beliau dimakamkan di Kota Gresik jawa timur.

08 November 2009

Syi'ir Jawa Khas "AHBAABUL MUSTHOFA"

Sholli wasallim daa iman alah mada
Sholli wasallim daa iman alah mada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada
Wal ali wal ashaa biman qod wah hada

==================================

Eman lo wong Islam, ninggal Sholat wengi
Sak ben dalu turu, ora gelem tangi
Sholat wengi ngono, disenengi Gusti
Sopo gelem nyuwun, pasti di paringi

Sholat limang waktu, ayo podo njogo
Jama'ah nang masjid, bareng sak kluwargo
Ganjarane slawe, celengan suwargo
Malah biso dadi, pitu likur ugo


Yen Sholat kesusu, ora biso pernah
Rukuk lan sujude, ditoto sing genah
Sing khusyu' lan khudhur, ugo tumakninah
Ngerteni sing wajib, lan ngerti sing sunah


Yen rumongso sugih, itungen donyone
Bagiane Zakat, ojo dilalekne
Dulur karo tonggo, sing podo miskine
kabeh podo nunggu, zakat bagiane

Yen karo tonggone, Sing apik atine
Yen kahanan longgar, mikiro butuhe
Sajak perlu utang, enggal di peringne
Nanging ojo nganti, njaluk anak ane


Ayo do ngurangi, nonton televisi
Timbang nonton TV, luweh becik ngaji
"Ahbaabul Musthofa" wadah kanggo ngaji
Kumpul poro Habaib lan poro Kyai


Eman lo wong ngaji, campur lanang wadon
Campur lanang wadon, lamun dudu mahrom
Biso biso malah, nglakoni sing harom
Ilmu gak manfa'at, rusak malah klakon

Lanang karo wadon, manggon sepi sepi
Nyanding senggal senggol koyok kebo sapi
Ngunu kuwi duso, nurut poro nabi
Ojo di terusno, yen durung di rabi

POPULER DI BACA

Mengonfigurasi HTML/JavaScript